Sunday, 21 April 2013

Antara Lokasi Tidak Ditemukan & Detourn

 

Ngacapruk

Ada berbagai macam kecenderungan bagi saya untuk memulai menulis, yang karena pada dasarnya memang tidak pernah ada cerita didalam seumur hidup saya untuk mencoba menulis (tapi tidak pernah ada kata terlambat bukan?). Alasan yang pertama memang sudah lama tertanam didalam benak dan pikiran saya untuk mencoba menulis, tetapi mungkin adanya rasa kekurangan pengetahuan saya mengenai dunia yang membuat saya sulit untuk merangkum semuanya didalam sebuah tulisan. Kedua karena memang adanya pengaruh yang membuat saya berkata; Oke, gw harus nulis!, yaitu sebuah buku yang sebenarnya sangat tidak menarik apabila hanya dilihat dari segi cover, karena cover buku ini hanya dipenuhi oleh tulisan-tulisan yang apabila dilihat secara kasat mata akan membuat mata kita terlihat sipit, namun jika tulisan-tulisan pada cover tersebut dibaca (apalagi kalo dibaca bukunya beneran) lebih dalam, maka kita akan menemukan banyak harta karun yang luar biasa tertulis rapih oleh sang penulis. Yes, buku ini berjudul "Lokasi Tidak Ditemukan: Mencari Rock and Roll Sampai 15.000 Km". Lalu disela-sela saya membaca buku ini, seingat saya mungkin di akhir Bulan Maret, sebuah band asal Bandung yang selalu menyuguhkan penampilan yg kalo kata anak jaman sekarang itu "hacep", merilis sebuah Album atau LP (yg sampai sekarang saya tidak tahu apakah itu berbeda ataupun sama saja) berjudul "Detourn". Saya kira 2 aktifitas yang saya lakukan ini, yakni membaca buku dan mendengarkan musik merupakan hal yang lumrah dilakukan banyak orang didalam hidupnya, bahkan mungkin sama lumrahnya dengan bagaimana cerita virus multi-level marketing pernah sedikit atau banyak hadir didalam cerita hidup kita, baik secara langsung maupun lewat kerabat atau keluarga.
Oke, fokus. Jadi dikarenakan 2 hal yg telah diceritakan sebelumnya, bahwa saya kira saya harus mulai menulis, maka dari itu saya akan mencoba menulis sedikit review dari apa yang telah saya lihat, tidak hanya sekedar saya lihat oleh pendengaran dan saya dengarkan, tidak hanya  saya dengar dengan pendengaran (trus apa?!).

WARNING: Tulisan ini ditulis hanya berdasarkan kesotoyan, dan pendapat awam saya terhadap apa yang saya percayai sendiri.   


Detourn

Mahakarya! satu kata yang langsung keluar terucap dari benak melalui ucapan saya ketika saya selesai mendengarkan album karya barudak Bandung ini yaitu, THE S.I.G.I.T, dan ada sedikit rasa haru juga yang menyelimuti benak saya, karena menurut saya ini merupakan karya cipta yang ajaib yang telah diciptakan oleh anak bangsa yang terus bersemangat didalam perjuanganya didalam berkarya dan tidak peduli dengan skena permusikan yang terjadi di industri musik yang cenderung terlalu money oriented dan mengesampingkan terlalu jauh subtansi seni didalamnya (itu menurut saya lho!). saya mencoba untuk subjektif disini dan memberikan opini yang bersikap netral dan tidak ada kecenderungan memihak (kyk mau jadi moderator debat). Sebenernya I dont wanna give a shit sama apa yang bakal saya tulis nanti, karena pada dasarnya memang saya hingga sekarang masih terlarut didalam euforia ide-ide yang telah diciptakan oleh para sarjana ini. Mungkin kompleksitas musik yang telah lahir di Album ini akan terlalu rancu jika dibahas dan di rangkum didalam satu pembahasan album. Maka dari itu disini saya akan mencoba menjejerkan pendapat dan sedikit ekspresi saya ketika mendengar  11 lagu yang mengobrak-abrik pikiran saya hingga saat ini.
  
1. Détourné 
Nada panjang yang suaranya mirip dengan suara piano gereja (atau mungkin iya?) menjadi pembuka yang megah dan membuat kita seakan-akan masuk keadalam sebuah film yang nuansanya mungkin memang sengaja telah dibuat sedemikian rapih untuk kita ikut serta didalam menikmati suguhan yang diberikan disini.
diawaili dengan kata-kata "living a life of getting wide not wiser" saya cukup tersentil dengan kata-kata ini, karena makna yang saya tangkap disini adalah, "hiduplah untuk menjadi seorang yang punya pengetahuan luas, tapi bukan hidup untuk menjadi orang yang suka menasihati orang lain". dan setelah saya googling kata-kata "detourne" ini berasal dari bahasa prancis yang berarti "dialihkan". entah apa yang disampaikan disini sebenarnya oleh Rekti dan Farri. namun yang saya serap adalah sama seperti slogan merk rokok yakni "Talk less do more". Banyak hal unik namun ajaib di lagu ini, saya percaya humming "huhu" di lagu ini akan menjadi daya tarik sendiri yang nantinya mungkin akan menjadi sing along tersendiri apabila dibawakan live. lalu juga yang biasanya part melodi hanya dimainkan oleh lengkingan suara gitar, disini diawali dengan suara saxophone yang membuat lebih jazzy, dan dibantai setelahnya baru dengan suara gitar. ketika suara gitar muncul saya langsung terhenyut dengan salah satu video di youtube yang menjadi perkenalan awal saya dengan album ini. dan memang melodi ini menjadi penutup yang membuat saya teriak, Gelo! 

2. Let The Right One In
Saya akan berkomentar mengenai lagu ini dengan cara yang sedikit sama seperti apa yang diceritakan di lagu ini. Oke, lagu ini diobral secara massal di dunia maya pada sambutan awal nya terhadap album detourn, mungkin THE S.I.G.I.T sendiri ingin memperkenalkan secara khusus dan awal untuk para fans dan penikmat musik, khususnya untuk para Insurgent Army terhadap rasa penasaran sekaligus rasa rindu yang besar terhadap kemunculan album baru band ini sendiri, sebelum detourn secara resmi dirilis. Kalo tidak salah memang ada statement dari Rekti sendiri bahwa lagu inilah yang secara tidak langsung dibuat secara materi tidak terlalu jauh dengan lagu-lagu the sigit yang sebelum-sebelumnya, dan sengaja dirilis lebih awal sebagai perkenalan awal terhadap album baru ini yang nantinya kita akan diperdenganrkan dengan isi materi album yang cukup berbeda dari the sigit. (dan ternyata benar, materi nya memang diluar ekspektasi saya sendiri0. Gesekan antara pick dan senar diawal lagu memang bagai suara meteor yang akan meledak di ujung pada nantinya. Dan memang benar ternyata di lagu ini kita akan sing along secara berjamaah pada bagian refrain yang berisikan sama dengan judul lagunya. Isi lagu yang saya tangkap disini adalah mengenai perspektif seseorang yang memang selalu akan berbeda dengan orang lainya. Yang saya tangkap, disini Rekti bertanya bahwa adakah orang yang memiliki pandangan yang sama dengan saya? ketika kebanyakan orang setuju dengan sesuatu hal, kenapa saya tidak?. Dan kalau tidak salah, memang ada cerita yang diungkap oleh Rekti melalui twitternya, ketika kebanyakan orang berpendapat bahwa film mengenai vampir modern yakni twilight merupakan film yang wajib ditonton, tetapi rekti lebih memilih menonton film vampir yang berjudul "Let The Right One In" yang rilis ditahun yang sama, dan menurutnya kualitasnya jauh diatas film twilight. dan mungkin itulah asal usul dari judul lagu ini. Ini perspektif saya, bagaimana menurut anda?

3. Son Of Sam
Sebenarnya saya sedikit kurang paham mengenai makna dari lagu ini, mungkin menceritakan tentang anak yang besar oleh pengaruh negeri amerika? atau mungkin bercerita mengenai anak dari sam bimbo? haha saya kurang paham. Tapi yang jelas pada bait "Down by the rivers of wine, (My heart hurts sonny boy), Live there the people of divine"  itu merupakan bagian yang terngiang-ngiang diotak saya karena pada part itu, bait tersebut dinyanyikan secara lugas dan mantap dengan diselingi melodi yang selaras dengan nyanyianya. Dan itu, Gelo! Sesuatu hal yang sangat baru mungkin menurut saya, yang telah berhasil membuat nuansa baru untuk musik the sigit. dan juga suara flute yang cukup dominan di lagu ini membuat seakan-akan andrea dari the corrs hadir menemani the sigit sambil memainkan tin whistle nya.

4. Gate Of 15th
Memang the sigit itu band yang sulit ditebak dan penuh dengan misteri yang sengaja dibuat atau mungkin memang kehidupanya penuh dengan hal-hal yang berbau mistis? haha sekali lagi saya hanya sotoy disini. Seperti halnya dengan konsep cover album yang selalu penuh dengan tanda tanya, berbau hal mitologi, bahkan banyak yang bertanya dan mengira-mengira bahwa the sigit merupakan  bagian dari kelompok freemasonry, saya kurang paham. Tapi memang saya sendiri pun penasaran dengan cerita yang disampaikan sebenarnya dari lagu ini. Melodi pada lagu ini lagi-lagi dimainkan bukan dari lengkingan suara gitar yang biasa dimainkan oleh the sigit, melainkan oleh permainan flute bermainkan nada yang mengingatkan saya pada nuansa lagu dari sarasvati, atau saya juga berimajinasi pada bagian ini para tap dancer dan sufi whirling menari-nari dengan diiringi oleh bagian lagu ini.

5. Tired Eyes
Menurut saya lagu inilah yang pada keseluruhan album yang memiliki bagian intro nya paling unik sebelum lagu Red summer, saya sendiri kurang paham apa yang dikatakan pada bait awal lagu ini, namun saya kira ini adalah verse awal atau kata-kata apapun, yang di putar secara terbalik atau banyak dikenal dengan istilah backwards, atau reverse song yang pernah dilakukan the beatles dahulu kala. Teriakan Rekti disini sangat berkarakter dengan nuansa the sigit (mungkin disemua lagu di album ini juga begitu) yang tak pernah hilang. dan lagu ini ditutup dengan kecerdasan dari Rekti,Farri,Adit,Acil dalam memainkan alatnya masing-masing, beat yang cukup membuat kepala ingin ikut serta maju mundur mengikuti alur, dan juga melodi outro tanpa nyanyian lagi yang mengantarkan kita kepada sebuah lagu yang bisa dibilang paling banyak mendapat respon di twitter (menurut saya lagi lho). Yes, Owl and Wolf

6. Owl and Wolf
 Mungkin, kalau album ini dikemas dengan packaging sebuah tape (atau mungkin sudah?) saya kira ini lagu yang paling pas untuk menutup Side A. Saya memiliki memori tersendiri terhadap lagu ini, hobi saya berselancar di dunia maya mempertemukan saya dengan sebuah video di youtube berjudul "Farri Icksan (The S.I.G.I.T). Got Inked!" jauh sebelum album detourn ini dikeluarkan, ketika saya menonton video ini saya bertanya-tanya, ini lagu siapa? dan rasa penasaran saya pun terbayar ketika saya mendengar kalau ternyata lagu ini adalah lagu dari album baru detourn ini. Saya kira mungkin lagu ini memang merupakan lagu yang farri tulis sendiri, karena pada bagian penulisan pengarang lagu di album ini, semua lagu merupakan ciptaan dari R.Yoewono&F.Icksan, walaupun saya yakin Adit, dan Acil pun memiliki andil yang besar juga terhadap masterpiece detourn ini. Nah, tetapi dilagu ini nama F.Icksan disebut lebih awal baru disusul oleh R.yoewono yang meyakinkan saya bahwa memang ini merupakan karya asli dari Farri, dan juga dilagu ini mungkin memang dinyanyikan sendiri oleh Farri, karena memang karakter yang saya kenal ini bukan Rekti. dan lagu ini ditutup dengan manis, oleh dentuman floor dan penekanan lirik yang membuat kita terhenyut didalamnya, (anda harus mendengarkan sendiri, kalo tidak percaya).

7. Black Summer, 8.Red Summer, 9. Ring of Fire, 10. Cognition, 11. Conundrum
Mungkin tidak sahih apabila membahas sisa lima lagu ini secara bersamaan, tetapi menurut kaca mata saya, keempat lagu ini sama-sama memiliki satu unsur kesamaan yang diangkat oleh the sigit, yakni psychedelic things. Seperti yang telah saya bahas sebelumnya, bahwa apabila memang album ini dibelah menjadi Side A dan Side B, Maka Side B ini akan dipenuhi oleh lagu-lagu yang sangat berbeda dengan materi album pertama namun dekat dengan kedua EP mereka yang sebelumnya, disini di lagu Black Summer pada 3 menit pertama bisa dibilang, the sigit pisan lah. namun disisa lagu nya, disinilah yang menjadi unik karena ditutup bukan dengan nada-nada yang sama atau diulang, melainkan berubah drastis menjadi petikan-petikan gitar akustik yang tak terbayangkan, (gak kebayang? beli albumnya). Lalu di Red Summer, seperti halnya yang saya bilang juga mengenai Intro yang unik, Red Summer pun memiliki intro yang unik juga. entah intro ini bernyanyikan lagu daerah diawal atau apa yang jelas ini unik dan merupakan hal baru bagi saya sepanjang saya mendengarkan lagu-lagu the sigit. yang jelas dilagu ini the sigit benar-benar menunjukan kekayaan skill mereka dan juga pemanfaatan yang memang bermanfaat terhadap penggunaan efek-efek gitar. tetapi juga permainan stick drum dan ketukan awal Acil dilagu ini menjadi ciri khas yang menjadi memori tersendiri bagi lagu ini. Lanjut, Ring Of Fire. Yang saya tangkap bahwa di lagu ini bercerita tentang tempat dimana mereka hidup yang sama juga tempat hidupnya dengan kita yaitu negeri Indonesia atau, negara-negara lain yang juga hidup dikawasan yang penuh dengan gempa, erupsi gunung merapi dan kejadian alam yang lain. Mungkin bila diKhususkan menjadi Indonesia, mungkin ini berpendapat mengenai bahwa negara ini sebenarnya memiliki segudang masalah yang tidak pernah surut atau bahkan berhenti, tetapi bukannya berkurang malah terus menambah, banyak yang menjadikan moment-moment kejadian alam dijadikan sebagai pengalihan isu belaka oleh pemerintah, yang menjadi korban ya tetap para rakyatnya, Jadi apakah hal-hal tadi menjadi penting? saya kira disini rekti berpendapat bahwa sebenarnya tidak pernah ada pernah ada rasa kepedulian yang utuh jika dilihat dari kenyataan yang ada, melainkan hanya kepedulian yang bersifat formalitas.(lagi-lagi itu menurut saya). 2 lagu terakhir menjadi kosa kata baru didalam hidup saya, yang pertama Cognition. Pada awalnya saya kira ini adalah lagu remake dari lagu di album sebelumnya berjudul "Dont care Anymore" . Karena pada awal-awal kata "people dont care about what i do" dinyanyikan secara sama dengan lagu tadi, namun itu hanya pada bagian itu saja, karena seterusnya menjadi lagu yang berbeda tersendiri bagi lagu Cognition ini. Saya merasa ada kecenderungan rasa ketidaksukaan terhadap walikota tempat dimana mereka tinggal yakni Bandung, yang saya tangkap dari  bait ini "The major can't do about what i can do, but i dont want his seat man" entah apa yang telah pak walikota lakukan menjadi pertanyaan tersendiri bagi saya yang bukan tinggal di Bandung. Oke album ini ditutup oleh sebuah lagu yang berjudul Conundrum, yang saya tadi bilang bahwa ini menjadi kosa kata baru bagi saya. Setelah saya googling, sekiranya pengertian ini yang saya dapat "A confusing and difficult problem or question", "A question asked for amusement, typically one with a pun in its answer; a riddle". Kurang lebih mungkin berarti "Teka-Teki". CMIIW. lagu ini merupakan lagu berdurasi paling lama dari album ini, pembagian komposisi yang seimbang antara left-right pada lagu ini membuat saya ingin membakar rokok sebelum menikmatinya lebih dalam, karena pada lagu ini memang saya dibuat larut didalam nuansa yang kental dan baru bagi saya yang telah berhasil diciptakan oleh the sigit. ada part narasi yang dibacakan entah dengan bahasa mana, dan setelah itu disikat lagi dengan musik keras ala the sigit dan ditutup lagi dengan part awal dari bagian lagu ini. Mungkin memang lagu inilah lagu terpsychedelic (entah apapun itu namanya) yang menjadi penutup yang tepat untuk album detourn ini.






Nb: Untuk review buku nya menyusul ya!


 

 

                   

No comments:

Post a Comment